Sunday, September 30, 2018

Hadiah Dokter Untuk Mbah Kakung


Hari sabtu, sabtunya bulan september tanggal delapan, aku disuruh share my best moment sama pasangan favorit aku. Siapa lagi kalo bukan penulis dibalik buku drama mama papa muda, bukunya udah ngejogrog tuh di Gramedia tinggal dicomot.

Gak tau mereka siapa?

Itu loh yang empunya blog arkadievich, kalo masih bingung juga, nih aku kasih tau deh (kamu main di dunia blog kurang malem sih) mereka adalah mbak Pungky Prayitno dan suami Topan Pramukti.

Jujur ya, aslinya sih aku gak disuruh buat share my best moment di tahun 2018. Biar lebih memberikan efek akrab dan 'sok' kenal, seenak jidat aja bilangnya disuruh. Padahal mah nggak disuruh. HAHAHA...

Hanya diundang, dipersilahkan lewat blognya, dan undangannya buat semua blogger. Bukan aku doang. Kalo mau share, ya mangga, kalo nggak mau juga mereka gak maksa. Jadi, ini murni dari aku yang memang kepingin sharing. It's definitely my best moment, compare to all the best moment I've had in life.

Kalo disuruh nyebutin best moment buatku itu ya.... setiap hari pasti ada best momentnya. Mau bahagia atau sedih, nangis atau tertawa, buruk atau bagus, tinggal pilih mau pake kacamata mana kita melihat. Semuanya bisa jadi best moment kalo kita mau memberinya label.

Bernafas tanpa harus berpikir untuk narik napas aja buatku masuk kedalam list best moment. Atau nih, ketemu gebetan di pengkolan ojek aja bisa jadi best moment yang efek endorfinnya bisa bertahan selama sebulan. Misal yang lain, cuman di-acc judul skripsi aja bisa bertahan jadi best moment selama setengah tahun penuh.

Buatku sendiri, best moment yang beneran 'the best of the best' itu kriterianya bisa berarti suatu momen yang selalu diimpikan untuk jadi nyata, atau malah momen yang sama sekali gak kepikiran bakal terjadi.

Dan best moment yang beneran asli best moment di 2018 ini masuk kedalam kriteria impian yang sama sekali gak pernah aku anggap bakal terjadi. Ini adalah impian yang ditunggu mama, papa, adek bulik, bude, om, tante, mbah kakung, mbah putri. Semuanya ikut menunggu, semua ikut mendoakan untuk terjadinya momen istimewa ini.

Sebelum aku kasih tau apa momen yang dimaksud diatas. Aku mau cerita dulu, aku lahir dari keluarga yang sangat sederhana dan serba biasa aja. Bukan banget crazyrichkecamatan, wong beli tahu bulat limarebu aja langsung minta bonus, ngirit apa kere yak? eym...

Ibu seorang guru SD yang setiap hari berangkat dan pulang sekolah jalan kaki, padahal jaraknya cukup jauh loh. Sampai 2.5km, katanya sekalian olahraga, padahal aku tahu itu adalah aksi dari sayang duit dan sayang anak.

Hal itu ibu lakukan setiap hari, terkadang pulang dengan perut kosong, menahan lapar karena lebih baik makan di rumah daripada beli makan di luar atau mungkin lebih baik uangnya dipakai untuk tabungan sekolahku.

Mengirit uang belanja untuk ditabung di TAS (Tabungan anak sekolah). Keluarga kaum menengah seperti kami ini selalu memprioritaskan pendidikan, tak peduli perut lapar. Yang penting SPP nggak nunggak, baju seragam bisa dipakai dengan layak, buku selalu tersedia ketika dibutuhkan.

Semua dilakukan, demi aku, demi adikku, demi keluarga kecil kami di masa depan. Agar kami bisa survive melewati kerasnya kehidupan dan harapannya bisa berguna bagi orang lain.

Papa bekerja di perusahaan swasta. Pukul 3 dini hari sudah bersiap untuk melancong ke luar kota, mencari pundi-pundi rupiah dan baru 2 minggu kemudian bisa pulang ke rumah. Kepanasan, capek dijalan, keringat bercucuran, baju kotor karena bantu angkut-angkut barang.

Dilakukan dengan penuh keyakinan agar anak-anaknya bisa sekolah di perguruan tinggi, dilakukan dalam rangka balas dendamnya kepada sosok mudanya terdahulu, agar anaknya berbeda dari dirinya, agar anaknya sekolah setinggi-tingginya. Karena papa dulu gak sempat mencicipi bangku kuliah.

Mbah kakung seorang angkatan udara yang tidak bertugas di lapangan, namun kebanyakan di kantor. Menghidupi ibuku, dan 8 orang anaknya yang lain. Hidup sangaaaaaat sederhana, sehingga setiap hari harus memotong dadar telur kampung menjadi 11 bagian. Memangkas semua pembiayaan makan agar semua anaknya bisa sekolah.

Mbah selalu punya impian agar anaknya ada yang bisa menjadi dokter atau kuliah di ITB biar kaya Pak Habibie. Namun karena kondisi keuangan yang sangat terbatas, jumlah anak yang banyak, status ekonomi keluarga yang selalu tak menentu, sehingga lama-kelamaan impian itu semakin terkikis dan akhirnya harapan tersebut diwariskan kepada cucunya.

Siapa? ya aku dong...

"Mbah itu pengen punya cucu yang jadi dokter atau kuliah di ITB."

Kalimat ini hampir selalu mbah kakung ucapkan setiap kali kita bersama. Sudah jadi impian mutlak bagi beliau, harapan yang mungkin tak pernah pupus. Agar ada keturunannya yang dapat meraih gelar dokter.

Tahun 2012 Gusti Allah berikan sebuah jalan, sebuah kesempatan buatku. Aku diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman. Ini adalah sebuah anugrah yang Allah berikan, karena dari sini setidaknya aku bisa membuat semua orang yang aku sayangi merasa bangga, kalaupun tak bangga, merasa senang saja itu adalah sebuah pencapaian buatku.

Mbah kakung sakit stroke jadi gak pernah datang menjenguk ke tempat aku kuliah, tapi setiap kali aku pulang ke Bandung, aku selalu menyempatkan untuk bercerita semua kisah-kisah yang aku alami di kampus.

Dengan kondisi sakitnya itu, mbah selalu setia mendengarkan semua keluh kesah dengan sangaaaat sabar.

"Koe ki, hidup kudu merih, perih. Jangan pernah royal, ibu-bapakmu cari duit bukan untuk dihabiskan untuk hal yang gak berguna, kuliah yang serius, belajar yang tekun, jangan hambur-hamburkan uang. Kudu meriiih, inget ibu bapak."

Kalimat diatas selalu jadi nasehat jitu yang gak pernah terlewat untuk diucapkan kepadaku.

Sampai akhirnya, kondisi kesehatan mbah kakung semakin menurun. Aku sadari hal itu, namun aku masih ingin bercerita, masih ingin curhat, jadi ketika aku di Bandung aku tetap mendekat dan bercerita panjang lebar seperti biasa . Namun, mbah hanya diam dan tak mau menjawab. Aku pancing untuk menasehati, juga tetap diam. Sama sekali nggak seperti mbah yang biasa ngobrol denganku.

Tak ada lagi kalimat nasehat, dongeng masa penjajahan sudah tak pernah diceritakan, kisah lucu dari film masa lalu tak pernah lagi diingatnya, kisah romansa mbah kakung dan mbah putri sudah tak lagi jadi penghibur.

Namun, ketika aku beranjak pergi, mbah tiba-tiba bilang.

"Ah, koe ki dadi dokter tesih sue mpi. Masih lama, gak tau mbah bisa lihat apa nggak."

'deg' mbatinku, maksute opo ki mbah?

Dari situ, sejujurnya aku merasa sangat sakit, tak ada nasehat seperti biasanya, namun hanya kalimat itu yang kudengar, kalimat yang bagiku seperti mengandung ungkapan perasaan putus asa. Tapi pikiran itu aku usir jauh-jauh. Walaupun aslinya ingin sekali menangis, namun benar-benar aku tahan. Menuliskan saat ini pun aku menangis.

Loh, kenapa menangis?

Oiya, mungkin karena itu adalah kalimat terakhir yang mbah ucapkan padaku. Setelah dari rumah mbah, aku kembali ke Purwokerto melanjutkan perkuliahan, mengejar mimpi dan jas putih untuk mbah kakung, berharap mbah bisa Allah berikan usia dan kesehatan untuk melihat sendiri acara prosesi sumpah dokter nanti ketika aku sudah lulus.

Satu bulan berselang setelah aku ngobrol sama mbah, aku mendapatkan kabar duka dari Bandung, yaitu meninggalnya mbah kakung. Padahal ketika diberi tahu, paginya itu aku ada ujian OSCE. Sungguh rasanya gak karuan, kalimat terakhir yang mbah sampaikan langsung terngiang-ngiang. "Masih lama, masih lama, gak tau mbah bisa liat apa nggak."

Ternyata mbah benar, masih lama aku harus sekolah, masih banyak waktu yang harus aku manfaatkan untuk belajar lebih jauh, masih banyak tanggung jawab yang harus dijalani, tapi mbah seperti mengatakan "Kamu teruslah semangat sekolah, waktu mbahmu ini sudah habis, mbah harus sudah kembali ke sisi Gusti Allah."

Enam tahun aku lalui, sepak terjang perkuliahan, praktikum, tangis dan tawa, laporan, skripsi, ujian bertubi-tubi, koass, ujian ukmppd aku lalui satu persatu sambil menggenggam semua cita-cita mbah kakung. Di tahun 2018 ini, akhirnya kado terindah untuk mbah kakung bisa aku berikan walaupun hanya bisa aku sampaikan lewat doa tengah malam, dan lewat pusara yang kini menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.



Alhamdulillah Gusti Allah yang Maha Baik, Maha pengasih yang gak pernah pilih kasih. Tepat pada tanggal 21 Juli 2018 kemarin aku resmi disumpah dokter. Setelah perjalanan panjang dalam meraih gelar ini, akhirnya sambil nangis bahagia aku bisa bilang "Finally, jadi dokter juga".

Udahan ya sedih-sedihnya, kalo aku terusin aku bakalan terus nangis karena kangen mbah kakung, jadi aku mau lap dulu air matanya. Abis ini mari bahas yang heppy aja....

Sumpah dokter ini memang acara yang sangat sakral, dan musti banget diabadikan dalam sebuah bingkai foto, atau yang paling penting harus banget di upload jadi feed instagram biar mendulang likes dan followers. Bahahaha.... Sekalian nih, para buibu yang punya anak cowok lajang, sini kemari, saya juga masih single. Kali aja cocok, #lah malah self promoted.



Kamu harus tau apa yang terjadi setelah prosesi sumpah dokter usai, semuaaaaa orang berebut foto. Alhamdulillah, dari kami pihak panitia sumpah dokter sudah menyediakan fotografer khusus untuk bisa merekam momen, ataupun sekedar jepret foto buat kenang-kenangan pas pulang. Kenang-kenangan kalo wis dadi dokter kieee...

Masalahnyaaaa, yang antre untuk sesi foto itu buanyaaak banget. Keburu luntur makeup kalo bersabar nungguin antrian. Jadi harus kreatif untuk bawa kamera sendiri. Mau pake kamera digital, DSLR, atau hape juga boleh. Gak ada yang larang! Bebaaassss...

Nah, aku mah boro-boro lah punya kamera DSLR, makan angkringan sepuluhrebu aja masih minta dikasih bonus sate usus. Aku akhirnya sadar diri, harus pasrah hanya mengandalkan kamera hp aja. Yang penting momennya tersimpan buat sombong ke mantan. #eh...

Cuman nih, walaupun pake kamera hp, aku pengen banget hasil fotonya tetep bagus, yah... yang bisa nyaingin mereka yang pake kamera digital lah. Jadi aku juga pengen dong pake hp yang canggih, yang keren, yang gak malu kalo di pampang didepan orang banyak. Hape yang jadi impian di tahun 2018 ini.

Kaya Huawei Nova 3i. Tau banget lah pasti, kalo hape smartphone ini adalah idaman para wanita, eh idaman semua orang deng. Kalo kamu cerdas sih, pasti sama kaya aku, gak akan membantah dan pasti bakalan mupeng juga. Lah kenapa?



Nih aku sebutin alasan-alasan kenapa kamu musti, HARUS punya hape ini.

Design Super Elegan dan Tampak Mewah



Pertama, mari kita pantengin dulu design dari smartphone ini.

Pantengin sampe masuk alam bawah sadarmu, bayangkan kamu melihat smartphone Huawei Nova 3 ini ada didepan matamu. Perhatikan dengan jelas gradasi dari warna ungu dan biru yang menyatu sangat pas, indaaaah bangeeeet, nggak urakan dan bikin hati adem.

Gak suka sama warna ungu sama biru? Bukan masalah besar, Huawei Nova 3 ini juga menyediakan warna lain, such as: Black, Irish purple, dan Camaro, *Jaksel mode on*.
Spesifikasinya dengan layar 6.3 inch FHD+(2340 X 1080) bener-bener bikin mata nyaman, karena lapang pandangnya yang luas, tapi gak berat di kantong yesss...

Karena designnya yang tipis, gak bikin beban ketika ditenteng di kantong, buatku bakal enak banget ditaruh di jas ketika harus bawa-bawa hape di rumah sakit.

Kamera Super Canggih



Hal kedua, Buat kamu yang hobi fotografi, atau suka nge-vlog. Huawei Nova 3i ini pas banget kamu kantongin. Dengan empat kamera, depan AI 24 MP + 2 MP dan kamera belakang 16 MP +2 MP aku jamin hasil fotonya bisa saingan sama kamera-kamera moncong panjang. Karena kameranya mampu menghasilkan foto dan video dengan hasil yang presisi dan seimbang.

Mau selfie? tapi gak mau hasilnya terlalu lebay kaya habis diampelas, terlalu putih kaya habis disiram bayclin, selfie aja pake si elegan Huawei Nova 3i. Dijamin tampak asli, cantik, flawless gak lebay dan tetap natural.

Sempet tuh aku bahas kamera tapi ada kata AI. Apaan sih emang teh? Apa sih gunanya?

Teknologi AI atau Artificial Intellegent ini memang lagi hits banget di tahun 2018. Algoritma dari teknologi AI saking kerennya bahkan digadang-gadang bisa gantikan manusia dalam mengolah data perusahaan. AI Huawei Nova 3i ini nih, yang punya kelebihan mampu mengingat 22 kategori dari 500+ momen, lagi-lagi wagelaseeeeh...

Gini yah, kalian biar gak ketinggalan info techno, biar bisa teteup kekinian, aku rangkum secara simplenya.

1. Kamera ponsel lebih banyak mendeteksi objek dengan teknologi facial recognition. Udah gitu ada scene recognition juga, sehingga bukan cuma objek foto yang terlihat bagus, tapi latar belakangnya juga.
2. Penerjemah real-time tanpa butuh koneksi internet. Kamu! para tuna kuota! pengabdi wifi setia! Miliki hape ini segera! (termasuk aku) muhehehe...
3. Pemindai wajah
4. Cerdas beradaptasi dengan pola pemakaian si pengguna
5. Voice assistant yang bakalan banyak membantu.

Gilaaak gak sih! Mantoeeeeel!

Memori Terbesar di kelas smartphone mid-end saat ini

Pernah gak sih, gak ngerasa punya banyak aplikasi, foto juga gak banyak banget, tapi memori selaluuu aja penuh. Kalo aku sih bukan cuman pernah, tapi syelaluuuu. Ibaratnya berapapun punya memori di hape, kok rasa-rasanya teteup aja kurang. Yagaksih?

Yaeyalaaah, hape yang aku pake sekarang ini memorinya cuman 32 GB. Laini, Huawei Nova 3i ini menawarkan kapasitas memori sampai 128 GB. Lagi-lagi wagelaseeeeh!

Yakin yah, lu taruh tiga rebu foto aja masih bisa nyukup.

Just so you know yah....ukuran kapasitas memori segitu itu termasuk kedalam jajaran memori paling besar di kelas smartphone mid-end saat ini. Masih ragu buat tertarik? Aku sih udah jelas gak ragu, ini adalah hape impian yang pengen banget aku punya di tahun 2018. Biar tetap ngehits, mengikuti jaman, dan tentunya selalu kekinian.

Masih ragu juga?

Nih deh aku kasih lagi keunggulan yang lain.

Kamu Gamers? Sama aku juga.

Udah deh langsung aja beli Huawei Nova 3i, karena ada GPU Turbo!!! Mupeeeng...

Aku sesama gamers, dan selalu butuh hape yang gak sering nge-lag, jaringan yang gak terputus, kapasitas memorinya banyak, yang baterainya awet. Biar bisa terus meningkatkan rank, biar bisa Chicken Diner di PUBG? Ah sama lah, banyak keinginan para gamers yang bisa diwujudkan dengan Huawei Nova 3i ini.

Jadi nih dengan rangkaian game AI yang dipadukan dengan teknologi GPU Turbo, Huawei nova 3i ini akan merilis kemampuan chipset untuk mencapai respon yang cepat. Jadi gak akan lagi deh banyak nge-lag.

Terus nih, yang paling bikin bete kalo lagi main game kan koneksi yang terputus yah? sekapat?

Nah, kerennya Huawei Nova 3i ini memiliki transisi yang lembut antara jaringan 4G dan Wi-fi sehingga memberikan pengalaman yang mulus, bahkan ketika jaringan ponsel android mengalami penundaan.

Terus lagi nih, bagi kalian yang juga sebel ketika main game terus ada notifikasi baik itu whatsapp ataupun line dan dilalahnya ke 'klik' itu bisa diatasi dengan mode uninterripted gaming caranya adalah dengan menyembunyikan semua notifikasi. Jadi bisa fokeuus nge-game. Bebas hambataaan...

Q-MOJI Yassss!!!

Pernah sirik sama Kim Kardashian karena punya kimoji? Nih aku sodorin Huawei Nova 3i. Udah jangan sirik lagi, karena dengan smartphone ini kamu juga bakalan bisa buat emoji sendiri. Ntap soul!

Overall, ini dia smartphone impian di tahun 2018 yang sebenernya udah pengen punya semenjak sumpah dokter biar bisa langsung digunakan, dan langsung bisa merasakan kerennya. Ayok ah klik beli sekarang di toko terdekat. Moapalagi sih netizyeeen? Nunggu aku kasih duit segepok? HAHAHA....

***

Kesimpulannya, kalo dibilang ini best moment di tahun 2018 buatku, jelas syekaleee aku bakalan bilang yesss. Dan kalo aja aku bisa tanya Mbah Kakung untuk bisa menyebutkan best moment di tahun 2018, aku yakin jawaban kita pasti sama.

Ini hadiah untuk beliau, Alm. H. Satidjo bin Singowirono.

Aku harap mbah turut bahagia di alam sana.

Salam cinta dariku, cucumu yang selalu merindu. Merindu dipanggil si kempi, merindu dibelikan batagor, merindu liat kereta sore-sore. Aaah udah ah, tetep aja ujungnya aku mewek lagi, tissue mana tissue... :'(

Solo, 30 September Yeay, besok tanggal 1 oktober ulang tahun 2018


2 comments:

  1. aku pengikut barumu lho mbak, itu yang di foto tapi gabisa ngasih jempol

    ReplyDelete
  2. ya ampun ada #selfpromoted nya ya hahahaha
    Dulu saya kira prosesi sumpah dokter itu mesti pake baju putih-putih, suasana tegang, tertutup dan tanpa kamera.. eaaaaa.
    Ooo ternyata keliru :D

    ReplyDelete

Mohon tidak menuliskan Link hidup & Spam. Hatur Nuhun
SPAM & LINK Will be deleted!

THEME BY RUMAH ES