Thursday, May 26, 2016

Review Film Evererst: Pendaki Gunung WAJIB Nonton

Gambar diambil disini
Kepingin dong ngehits kaya anak-anak mapala yang pada suka naik gunung, secara ya sebagai mahasiswa calon anggota mapala yang gagal, karena ciut sebelum bertanding akhirnya aku memutuskan untuk bergabung. Bergabung untuk nonton film everest, ta daaaaa......


*padahal filmnya udah sekian tahun lamanya beredar di pasaran*.

Dikira ikutan mapala beneran? gak kuku banget dah kalo iya, maapkan aku yang tak sekuat kalian guys. Nonton Everest aja berasa jantung mau copot, apalagi kalo musti ikut melangkahkan kaki disana? Baru pake bootsnya aja udah gak kuat langkahin kaki, boro-boro harus manjat. Bahkan sebenernya, nonton film ini pun gara-gara dipaksa adekku. Kalo nggak ada dia mah, ogah banget. Mending nonton Disney Princess berulang-ulang. Da aku mah apa atuh, keluar malem aja udah seneng banget, ih gak gehol banget kan aku! Syudahlah, udah bawaan dari orok. I'm happy with my life anyway.
Oke deh here we go, untuk ukuran film biografi film ini memang membuat kita sebagai penonton merasa berada didalam film tersebut, berasa naik Everest beneran (apalagi kalo nontonnya 3D). Berkisahkan antara 2 ekspedisi ke Everest, Adventure Consultants yang dipimpin oleh Rob Hall (Jason Clarke), dan Mountain Madness yang dipimpin oleh Scott Fischer (Jake Gyllenhaal), ditambah dengan pemeran tambahan untuk menambahkan sudut pandang pendaki lain yaitu Doug Hansen (John Hawkes), Beck Weathers (Josh Brolin), Jon Krakauer (Michael Kelly), dan Yasuko Namba (Naoko Mori). Film ini berusaha membuktikan bahwa alam akan selalu lebih tangguh daripada manusia.

Mendaki gunung memang tidak bisa dibilang mudah, butuh latihan fisik, mental yang kuat. Tapi bedanya adalah pada saat di Everest, bukan merupakan waktu yang tepat untuk membuktikan siapa yang bisa menaklukan Everest, tapi justru tentang gunung Everest yang sama sekali tidak memperdulikan siapapun atau bahkan apapun yang ada disekitarnya. Jangan harap film Everest ini seperti film-film tentang penaklukan gunung seperti pada film 5cm dalam penaklukan gunung semeru, atau Rinjani. Karena di Everest, kekuatan manusia sungguh tak ada apa-apanya.

Awalnya film ini memberikan pesona keindahan Nepal beserta para penduduknya yang agamis. Pemberangkatan pun melalui beberapa ritual, karena pergi ke puncak seperti pergi untuk menjemput nyawa. Bahkan ada yang pernah berkata
Setelah menonton Everest, kamu tak akan pernah ingin mendaki kesana.
Awal pendakian berjalan sangat lancar, bahkan belum mencapai pertengahan film para pemain sudah mencapai puncak Everest mulai dari Rob yang istrinya sedang hamil yang diperankan oleh Keira Knightley, Yasuko perempuan dari Jepang, intinya hampir semua dapat mencapai puncak untuk ekspedisi yang dipimpin oleh Rob Hall, kecuali Beck yang mengalami gangguan pengelihatan karena  mengalami operasi mata sebelum menaiki Everest. Siapa yang gak terheran-heran? Baru saja mulai, mereka sudah mencapai puncak. Dimana adventure nya? protesku!

Satu yang harus diingat, setiap pendakian gunung. Ada perjalanan turun untuk kembali, nah! disitu lah masalah mulai bermunculan. Pendaki diwajibkan untuk turun pada pukul 2 siang, karena ditakutkan akan ada badai yang datang, dan mereka akan kehabisan oksigen. Namun disaat itulah Doug (Jason Hawkes) yang telah berjanji untuk anaknya akan mencapai puncak, bersikeras untuk tetap naik. Akhirnya Rob membantunya, dan Doug dapat berhasil mencapai puncak. Namun pada pukul 4 sore mereka masih berada di puncak karena Doug kehabisa oksigen dan tidak bisa berjalan, bersamaan dengan itu badai datang mendekat dan itu menyebabkan Doug terjatuh ke dasar jurang. 

Rob yang bersama dengan Doug masih selamat, sehat wal'afiat, namun setelah badai menerpa Doug kehabisan oksigen juga, walaupun sudah meminta bantuan kepada Jake dan camp untuk memberikan oksigen ke puncak, karena badai kembali datang, tidak ada yang dapat menolong Rob yang akhirnya membeku, dengan sebelumnya Jake juga meninggal. Rob yang membeku, tidak dapat melanjutkan langkah kakinya untuk turun ke camp, bahkan suara istrinya yang sedang hamil diikutsertakan untuk menyemangati Rob, namun segala upaya tidak membuahkan hasil hingga, akhirnya Rob mengembuskan nafas terakhirnya.

Aksi heroik Rob untuk membantu Doug sangat mengharukan, belum lagi Jake yang juga datang membawa oksigen pada saat badai walaupun berakhir dengan kematian sangat menimbulkan kesedihan yang amat mendalam.

Para pendaki yang sedang turun juga tak kalah menimbulkan korban jiwa, Yasuko si gadis Jepang tak kuat menahan dingin dan badai yang menerpa hingga akhirnya mengalami hipotermia yang mengantarkannya pada kematian. Beck yang mengalami gangguan pada matanya mengalami frosbite yang membuatnya kehilangan jemari tangannya serta hidungnya.

Permainan akting para pemain sudah cukup baik, walaupun sulit sekali membedakan antar pemain karena mereka ditutupi oleh jaket, penutup kepala dan terkadang diselimuti salju, sehingga sulit untuk membedakan antara pemain yang sedang berbicara.

Yang membuatku semakin suka dengan film ini adalah, ini merupakan kisah nyata, ekspedisi ini dilakukan pada tahun 1996. Mereka memang benar-benar hidup. Dan mereka yang meninggal disana, mayatnya masih bersemayam bersama timbunan es Everest. Memang alam lebih kejam, memang manusia tidaklah mempunyai kekuatan saat berhadapan dengan alam.

Buat para pendaki gunung, wajib nonton!

Sukabumi, 26 Mei Masih gak rela balik ke Purwokerto 2016.

2 comments:

  1. aku suka nonton film mendaki gunung, krna ga bisa naek gunung :p

    ReplyDelete

Mohon tidak menuliskan Link hidup & Spam. Hatur Nuhun
SPAM & LINK Will be deleted!

THEME BY RUMAH ES