Friday, April 11, 2014

[GIVEAWAY] Dongeng, Ibu, dan Kecintaanku


Pertama kali lihat GA semua tentang dongeng anak ini, langsung terbayang wajah ibu, dan bonekaku si 'gibrig' yang sampe sekarang masih selalu aku bawa padahal aku udah mau kepala dua.

Sejak kecil dongeng sudah menjadi bagian dari penghantar bunga tidurku, Ibu selalu mendongengkan kisah kancil dan buaya, kancil dan pak tani, lima sekawan, Malory Tower, Kisah 25 Nabi, kisah Rasulullah SAW, dan yang paling spesial dari dongeng ibu adalah kisah dari Kerajaan Inggris, khususnya kisah Lady Diana.

Dongeng negeri 'british' itu selalu lebih memikat hatiku dibandingkan dongeng lain. Ibuku sangat mengagumi sosok sang putri tersebut. Sehingga kini saat aku sudah dewasa, Inggris merupakan salah satu tempat yang menjadi top list harus aku kunjungi.


Tak pernah sehari pun ibu absent mendongeng untukku saat kecil. Karena aku yang memang agak manja dan selalu merengek tak mau tidur bila tak di bacakan atau diceritakan dongeng, sehingga walaupun sesibuk apapun ibu selalu meluangkan waktu untuk mendongeng untukku.

Kangeeen banget masa-masa itu, saat aku yang masih meminta dongeng dikala aku sedang sakit, dan ibu gak bisa nolak permintaanku. Mungkin karena seringnya keterpaparan aku dengan berbagai cerita dongeng, menumbuhkan rasa cinta pada dongeng itu sendiri.

Sebagai bukti dari kecintaanku pada dongeng, setelah aku masuk SD aku selalu menceritakan dongeng di depan kelas. Bukan karena terpaksa disuruh guru loh, tapi terkadang aku sering menawarkan diri untuk berdongeng sepulang sekolah. Walaupun sambil terbata-bata, aku bahagia bisa berbagi dongeng.

Saat SMP aku mencoba story telling atau cerita/dongeng bahasa Inggris, padahal bahasa inggrisku saat itu kacau banget. Tapi, terserah apa kata orang, aku memang sangat suka dongeng. Tak berhenti sampai disitu, kecintaanku pada dongeng terus bertambah.

Aku merambahi dongeng sunda, masih saat SMP aku mengikuti lomba mendongeng bahasa sunda, kisahnya tentang Si Kabayan. Waah, kalo diingat-ingat pasti cengengesan sendiri, karena saat lomba aku harus berpakaian ala kabayan. Padahal kan aku perempuan, hehe... dan yang paling gak terlupakan saat itu aku berdongeng didepan seratusan orang.

Saat SMA, karena kecintaanku pada dongeng, aku masih saja menagih dongeng pada ibu sebelum beranjak tidur. Padahal badan udah segede gaban, tidur masih pengen di kelon dan di dongengin. Alhasil, ibu menolak, huffft... kalo udah gitu, biasanya aku cuman bisa manyun, dan berlanjut baca novel yang jadi pengganti ibu. Walaupun begitu, terkadang karena kasihannya dia padaku akhirnya terpaksa ibu mengalah, dan membacakan dongeng untukku.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, karena kini saatnya dongeng yang selalu aku minta, keluar dari pita suaraku.

Ibuku menderita stroke dan bicaranya agak terbata-bata. Tak mungkin keinginanku untuk dibacakan cerita bisa terkabulkan lagi, karena aku sadar satu hal. Kini saatnya aku yang membayar dongeng-dongeng ibu terdahulu. Akulah yang harus menceritakan ibu berbagai dongeng yang bisa membuat ibu tersenyum seperti yang sudah ibu lakukan dahulu.

"Tenang bu, sekarang teteh yang bacain dongeng buat ibu."

Biasanya kuucapkan sambil ikut berbaring di sampingnya, hingga kita tertidur bersama tanpa diketahui lembaran buku cerita yang kupegang.

Bagaimanapun, dongeng membuat masa kecilku jauh lebih berwarna, dan aku pun ingin menceritakan berbagai dongeng pada anakku kelak.

Teruslah mendongeng bagi para Ibu Indonesia, Imajinasi lebih penting dari ilmu pengetahuan bukan? hehe...

Tulisan ini diikutsertakan dalam GIVEAWAY SEMUA TENTANG DONGENG ANAK

2 comments:

  1. saya dulu malah sering didongengin kakek saya mak :) jd kangen alm kakek :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dongeng itu mengingatkan kita sama orang-orang terdekat ya mak :(

      Delete

Mohon tidak menuliskan Link hidup & Spam. Hatur Nuhun
SPAM & LINK Will be deleted!

THEME BY RUMAH ES