Wednesday, September 25, 2013

Eksibisionis di simpang jalan

Eksibisionis di Simpang Jalan

Gambar diambil dari sini 
Hari itu sama seperti hari-hari biasanya, saya melakukan rutinitas yang sama sekali gak ada perubahan berangkat ke kampus sambil jadi benalu temen, hehe... maksudnya saya nebengin motornya temen saya yang di kosan, Lulu namanya (maaf ya mbak, saya pinjem namanya. hehe), di kampus dengerin kuliah sampe ketiduran, yaps ketiduran-bangun lagi-ketiduran-bangun lagi, pokoknya kegiatannya itu-itu aja gak ada yang spesial, monoton banget. Tapi sepertinya di hari itu, saya mengawali hari dengan pertemuan yang tak terduga.

Pagi di Purwokerto cukup panas tidak seperti pagi di kota asal saya, pagi di Purwokerto seperti siang di kota saya. Ada 3 alternatif jalan menuju kampus dari kosan yang satu harus muter bunderan dulu, tapi tidak untuk dua jalan yang lain. Hingga setiap hari saya selalu melewati 2 jalan yang lain itu.

Ayo rev!"
Seperti biasa, kebiasaan buruk sejak dulu masih bertahan, helm selalu lupa dipakai.
"Iya mbak, bentar ambil helm dulu."

Pagi itu saya berangkat kesiangan, Mbak Lulu menancapkan gas nya kuat-kuat agar kami tak terlambat (maklum, ndak bisa titip absen). Sampai akhirnya di persimpangan jalan kami melihat seorang bapak memakai helm dengan disampingnya ada motor supra-x berplat huruf R. Saya tak mengira apa-apa, mungkin saja kan bapak tersebut menunggu seseorang misalnya menunggu anaknya berangkat sekolah. Sampai bapak tersebut menghadap ke kiri semak-semak sambil memegang entahlah sabuknya mungkin. Itu perkiraan saya.

"Eh mbak, tuh bapak-bapak BAK sembarang tempat." ujarku.
"Iya ih." Mbak Lulu hanya bergidik.
"Mbak padahal kita jangan lewat gang ini, lewat yang satu lagi aja."
"Ah, udah tanggung rev, bentar lagi dosen masuk."
Iya, juga sih. Lagipula kita kesiangan gara-gara ulahku juga yang lamban. hehe
Tapi tiba-tiba
Ketika kami sudah berada dalam radius kurang lebih 4 meter didepan bapak tersebut, dia bergeser ke tengah jalan dan menghalangi jalan motor kami. Sambil memperlihatkan sesuatu dibalik celananya, lalu dia memegangnya sembari asik memainkannya. Karena kami berdua memiliki kelemahan dalam pengelihatan, jadi kami mengacuhkannya. Tapi ketika kami berada dalam radius 2 meter tepat dihadapannya kami melihat benda apa yang sedang dimainkan oleh bapak tersebut. Dia memainkan alat vitalnya tepat di depan motor kami. Kami pun terkejut, jika motor ini lanjut bisa saja bapak itu terserempet walaupun sedikit, kecuali jika sekarang juga bapak tersebut menghindar. Saya tak melakukan pembicaraan apapun dengan Mbak Lulu, kami hanya terdiam ketakutan. Perasaan takut, marah, jijik, selebihnya takut, terus bertahan.
Hingga akhirnya bapak tersebut menyingkir kesebelah kiri
tapi masalahnya kini dia berada tepat dihadapan saya


Sambil berbicara tak jelas dan mendesah dengan mengelurkan kata-kata yang saya tak mengerti. Tapi saya tahu pasti dia mengeluarkan kata-kata seronok, rok saya hampir mengenai alat vitalnya. Perasaan saya sangat tak menentu disitu, jika dia melakukan sesuatu yang buruk pada saya tak akan ada yang mengetahui selain Mbak Lulu, toh simpangan ini lumayan sepi. Dan keberadaannya yang berada tepat didepan saya membuat saya ingin menangis. Karena bisa saja dia menarik saya dan melakukan hal paling buruk yang seumur hidup sangat saya takutkan. Saya hanya memalingkan wajah sambil menahan air mata seraya terus berdoa kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan. Alhamdulillah, bapak tersebut belum melakukan apapun sampai kami melewatinya dengan kecepatan yang lumayan. Setelah melewati bapak tersebut mulut kami baru mengeluarkan beberapa kata-kata.


"Astaghfirullah, apaan tuh tadi mbak?"
"Kamu liat vi?"
"Iya lah, wong itunya ada didepanku persis."
"Udah ah jangan diinget-inget, tadi orang gila. Punya masalah psikologi, dia bakal tambah seneng kalo kita ketakutan kaya tadi. Eh dia gak ngikutin kan rev? cek deh"
Saya pun menengok ke belakang dan syukur dia tak mengikuti.
"Nggak kok mbak, Ya Allah ada-ada aja yah pagi-pagi gini."

Dia seorang eksibisionis, dia mengidap gangguan psikologi yang mengalami dorongan untuk memamerkan bagian genitalnya kepada orang lain. Tujuannya untuk menakuti, mengejutkan atau bahkan karena ingin dikagumi. Itu memberikan kepuasan seksual bagi dirinya, ketika melihat seorang yang tak dikenalnya terkejut dan ketakutan. Harusnya tadi saya jangan terlihat takut dan kaget, karena itu membuatnya semakin menjadi-jadi. Tapi, apa boleh dikata saya kaget-sekaget kagetnya. Semoga tak ada orang yang dirugikan atas perilaku seorang eksibisionis tersebut.

Ini kisah saya bertemu seorang eksibisionis sewaktu saya berangkat ke kampus.

Saturday, September 14, 2013

7 Hal Gila yang Pernah Dilakukan

Waktu liat iklan nutr*lon saya jadi terinspirasi mengenai hal-hal yang pernah saya lakukan di masa kecil. Menjadi seorang yang berani mengeksplorasi berbagai hal, menjadi penemu, mencoba hal-hal baru yang terkadang diluar batas kendali.
Oke, ini dia beberapa hal gila yang pernah saya lakukan ketika saya masih kecil bersama teman-teman saya :

1. Lempar orang gila pake batu

Gambar diambil dari sini
Saya pernah melempar batu sama orang gila dekat rumah. Sebenernya tuh orang gak gila juga sih, kadang otaknya jalan kok. Cuma kayaknya agak konslet dikit sambungan sinapsnya. Alhasil dari perlakuan saya tersebut, saya dikejar orang gila itu sambi dilemparin batu yang berukuran sedang sampe punggung saya dan leher belakang bonyok-bonyok kebiruan.

2. Nangkap anak ayam

Nangkap ayam memang hal biasa, tapi nangkap anak ayam yang baru aja berojol dari telur di tempat ibunya itu jangan pernah dicoba, kecuali oleh ahlinya. Karena benar-benar bahaya loh. Waktu kecil saya memang suka banget sama anak ayam, jadi walaupun sudah diingatkan berapa kali oleh ayah, saya tetap aja nekat. Akhirnya si induk marah dan saya dibintih (dibaca: diserang) oleh sang induk sampe tangan saya berdarah.

Gambar diambil dari sini
3. Loncat dinding setinggi 2.5 meter

Waktu dulu 2.5 meter itu serasa tinggi banget loh. Saya yang cuman kelas 1 SD dengan pede-nya loncatin tembok itu. Alhasil kepala saya benjol, tapi belum berhenti sampai disitu perjuangan saya. Saya cari meja seukuran 1 meter kurang, dan saya berhasil.
Yaps, berhasil nyangkut di atas pager itu, karena banyak kayu-kayu yang menempel di atas pagarnya. Baju tidur saya pada saat itu yang jadi korban karena robek menembus paha saya.

4. Mendorong teman hingga terluka 5 jahitan.

Ini kejadian yang paling nggak bisa saya lupain. Entah apa yang merasuki pikiran saya dikala itu, yang jelas teman saya harus dijahit 5 jahitan di dahi karena ulah saya. Seingat saya, saya tidak mendorong teman saya itu dengan kuat, hanya dorongan kecil saja. Sampai akhirnya dahinya tertusuk paku berkarat tempat dia tersungkur. Ah, sampai sekarang saya jadi malu jika melihat tanda bekas jahitan di dahinya. 
"Maafin saya ya Ai Asih."

Gambar diambil dari sini
5. Kabur dari rumah

Gambar diambil dari sini
Oke, kejadian memalukan ini terjadi ketika saya kelas 3 SD. Sungguh memalukan dan memilukan, saya berniat kabur karena dibentak. Tapi selebihnya saya lupa masalah apa yang menjadikan saya berpikir untuk kabur dari rumah. Dasar bocah SD, pikirannya sangat dangkal. Waktu itu, saya sudah berkemas. Pokoknya semua mainan, baju kesayangan, dan sejumlah uang 25 ribu rupiah jadi andalan saya untuk hidup mandiri di luar sana. Baru saja 100m ketika saya sudah sampai jalan raya, saya menangis dan balik lagi ke rumah. hehehe

6. Cicipin upil temen sebangku

Waktu kelas 4 SD saya bener-bener jorok. Dan ternyata teman sebangku saya sama joroknya, kita sering tukeran upil, hingga pernah suatu waktu kita saling cicip-mencicipi upil yang kita tukar. Yuck!!! Kalo diinget-inget jadi jijik. Nah, bagi anak-anak yang masih menikmati bangku SD jangan sekali-kali ya meniru adegan yang pernah saya lakukan, bahaya, banyak kumannya, dan yang jelas jorok banget. Mulai berprilaku hidup bersih dan sehat sejak dini yaaa. ^_^

7. Hilang di Pasar Tradisional

Hilang di Pasar tradisional itu terjadi ketika saya berumur 4 tahun. Ibu saya lupa memegang tangan saya ketika memilih-milih baju bayi untuk adik laki-laki saya. Saking banyaknya kantong belanjaan (padahal cuma 2 sih, hehe) Ibu kira, ibu sedang memegang lengan saya. Padahal ibu sedang memegang 2 kantong belanjaan, bukan anaknya. Sementara di pasar yang hiruk pikuk itu saya terus menangis seperti anak ayam kehilangan induknya, sampai akhirnya ada polisi yang datang. Yang terjadi malahan, saya semakin menangis menjadi-jadi karena jujur sejak kecil hingga sekarang saya takut polisi. Akhirnya setelah kurang lebih 1 jam, ibu saya kembali sambil berlari memeluk saya. hihihi Untung saya gak jadi hilang.

Itu semua 7 hal gila yang pernah saya lakukan dan saya alami di masa kecil, bagaimana dengan anda?

LIVE IS AN ADVENTURE

Saturday, September 7, 2013

Entah, Sulit untuk Berhenti


Melukiskan beribu angan dengan tinta merah berkarat rupanya tak menarik perhatianmu

Entah harus kubeli pena cinta dimana, hingga
kini ku rela jadikan suratmu berbau amis.
Entah harus kuhiasi dengan apa lagi. Hati yang telah terlanjur tercabik-cabik ini sudah tak laku dijual
Entah harus seindah apa paras mantan bedah plastik ini, hingga kau bisa jatuh hati
Entah harus berapa milyar harta yang harus ku korbankan untuk membuatku jatuh miskin hingga kau luluh
Entah harus berapa ensiklopedi ku lalab habis hingga kau terpesona oleh tuturku
Entah masihkah ada hal yang tersisa untukku ketika kulihat kau memilihnya

Sudah berapa kali kukatakan, aku takut ianya akan terus tumbuh merebak menyusuri relung jiwaku hingga ku sulit bernafas

Berhentilah tertawa untuknya karena rasa sesak ini tak kunjung membaik.
Berhentilah membuatku menjadi sosok orang yang teramat bodoh.
Berhentilah membuatku selalu jatuh ketika ku hendak bangkit
Berhentilah memperolok-olokku dengan berbagai gayamu
Berhentilah menjadikankku seorang idiot yang tak dapat berucap ketika berjumpa denganmu.

(F.R) Patklinik, 7 September 2013
Dalam pangkuan sinar surya dilantai hijau.
THEME BY RUMAH ES