Thursday, February 12, 2015

[My First Love] Masih Berjuta Rasanya

Jatuh cinta memang berjuta rasanya, bahagia, malu, pilu, haru, bersatu padu kalo bola mata menemukan si dia. Tapi cinta yang sudah usang dan berdebu karena sudah 10 tahun tak bertemu akankah masih sama rasanya? Masihkah sama berjuta rasanya?

Ini terjadi hari kemarin saat aku berbelanja ke suatu pusat perbelanjaan di Sukabumi.
"Eh, beli Mokko yuk, laper nih.!" Ajakku pada salah satu sahabatku.

Siapa sangka, siapa duga. Ternyata niatanku yang hanya ingin membeli sepotong donat (dan smoothies) membawaku berpapasan dengan si 'dia' yang selalu berhasil buat aku kesengsem dan jitu buat pipiku merona merah sejak 10 tahun yang lalu. Bayangkan saja sudah setengah dari umurku, aku menyimpan rasa ini.
  • Ingin kabur, tapi tak bisa. Aku terlanjur memesan donat, masa nggak jadi bayar? tambah malu dong.
  • Ingin senyum, Kupasang senyum terbaik, tapi aku bahkan tak tau itu senyum terbaikku atau bukan? tidak ada kaca didepanku, ugh harusnya setiap tempat makan ada kaca, jadi aku tahu apakah aku terlihat oke atau nggak! Ingin sekali rasanya pinjam senyum Luna Maya saat itu.
  • Ingin mengajak ngobrol, mulutku tertutup rapat seketika membisu, I freeze and never do it, my tongue gets tied the words get trapped. Hanya dadaku yang bergemuruh nggak karuan.
Untungnya dia memecahkan suasana.
"Hei, kayak kenal deh."
Duh, senyum itu. *nunduk, kesengsem sendiri*

Waktu terhenti, semesta menyampaikan selamat kepadaku dan berusaha menenangkan jantungku yang masih bergemuruh.

Apa yang harus aku jawab? Oh Tuhan tolong aku, biasanya aku lari sekonyong-konyong. Tapi ini tempat umum, bukan sekolah dasar tempat aku kabur ke wc belakang sekolah.

Aku hanya menunduk dan berusaha mengangkat wajahku memasang senyum yang kupaksa manis, kupaksa cantik, kupaksa imut dan memesona. Tapi entah senyum apa yang kuhasilkan didepan wajahnya. Hatiku masih menggebu-gebu bergemuruh, merasakan sejuta rasa yang dulu pernah kucicipi, sibuk meguntai simpul pertanda cinta.
"surat cintaku yang pertama, membikin hatiku berlomba"
Tembang Surat Cinta yang dibawakan oleh penyanyi kondang Vina Panduwinata tiba-tiba menggema di seluruh kawasan mall, Oh atau hanya di telingaku saja?

Entahlah, aku masih terjebak dalam arus nostalgia, masih mencoba menerjemahkan rasa yang nano nano [lagi]. Dia masih sama seperti dulu, mematung dengan baju hitam, celemek Mokko dan topi hitam bertuliskan Mokko Factory.

Masih sama, masih terbalut senyum manis yang selalu berhasil buatku terpesona sekaligus sakit hati.

Ternyata cinta tak pernah usang, walaupun termakan waktu. Masih berjuta rasanya.


Alhamdulillah ada sahabatku, seenggaknya aku gak terlalu canggung. *self control rev!!!* noted to myself

6 comments:

  1. Hehe.. Kisah cinta pertama memang sejuta rasanya ya Mbak. Sukses dgn GAnya ya.. Salam kenal..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak rita, salam kenal. Saya udah mampir mbak.

      Delete
  2. Ha..ha, lucu. Ceritanya jatuh cinta ma karyawan donut ni mak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih mak, nggak nyangka padahal waktu sd dulu dia tajir. Haha

      Delete
  3. Terkadang kita harus melepaskan seseorang yang kita sayangi........ Bukan kita tak lagi menyayanginya.....tapi karena dia lebih bahagia saat kita melepasnya ?

    ReplyDelete
  4. Kemarin ada sutradara yang nawarin gue jadi pemeran diiklan sampo. Tapi gue tolak aja ,masa gue di suruh berperan jadi ketombe !!

    ReplyDelete

Mohon tidak menuliskan Link hidup & Spam. Hatur Nuhun
SPAM & LINK Will be deleted!

THEME BY RUMAH ES